PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT 

NOMOR : 350/Dir-SK/XII/2016
TENTANG
PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN RUMAH SAKIT 
DIREKTUR RUMAH SAKIT 


MENIMBANG          : 1. Bahwa kebersihan tangan merupakan salah satu kewaspadaan standar yang masuk program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit.
2. Bahwa untuk melindungi tenaga kesehatan dan tenaga lainnya di rumah sakit agar aman, nyaman dan sehat perlu menjaga kebersihan tangan yang sesuai standar.

                                   
                                   
MENGINGAT          : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Peraturan Presiden RI No. 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1197 tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

7. Surat keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 382/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya.
8. Buku Pedoman dan Pengendalian infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, DEPKES RI, 2007.



MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
KESATU                  : Panduan Hand Hygiene Rumah Sakit Tangerng sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.


KEEMPAT                : Kebijakan ini berlaku selama 3 tahun dan akan dilakukan evaluasi minimal 1 tahun sekali.

KELIMA                   : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan, maka akan dilakukakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.







Ditetapkan di     :     Tangerang
Tanggal                 :     30 Desember 2016

RUMAH SAKIT TANGERANG



Direktur
 
 










TEMBUSAN Yth :
1. Wadir Pelayanan Medis
2. Komite Medis
3. Kepala Keperawatan
4. Seluruh Dokter di Rumah Sakit 
5. Seluruh Kepala Ruang Keperawatan
6. Instalasi Farmasi
7. Arsip


LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT 
NOMOR     : 350//Dir-SK/XII/2016
TANGGAL      : 30 Desember 2016

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi di rumah sakit atau infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Walaupun beberapa kejadian infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian pasien, namun menyebabkan pasien dirawat lebih lama akibatnya pasien harus membayar lebih mahal. Infeksi nosokomial yang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) dapat terjadi melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.
Berdasarkan data badan kesehatan dunia, WHO, infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah sakit (nosokomial) merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Data tahun 2005 menunjukan, infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta orang di seluruh dunia meninggal. Sementara itu, sekitar 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia mengalami infeksi nosokomial/infeksi rumah sakit. Di Indonesia, berdasarkan penelitian pada tahun 2004 yang dilakukan di 11 rumah sakit di Jakarta, menunjukan 9,8 persen pasien rawat inap terinfeksi nosokomial. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menekan angka infeksi rumah sakit tersebut, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi. Strategi yang digunakan adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dengan metode Standar Precautions / Kewaspadaan Standar
Berdasarkan data badan kesehatan dunia, WHO, infeksi yang terjadi akibat interaksi yang berlangsung di rumah sakit (nosokomial) merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Data tahun 2005 menunjukan, infeksi nosokomial menyebabkan 1,4 juta orang di seluruh dunia meninggal. Sementara itu, sekitar 10 persen pasien rawat inap di rumah sakit di seluruh dunia mengalami infeksi nosokomial/infeksi rumah sakit. Di Indonesia, berdasarkan penelitian pada tahun 2004 yang dilakukan di 11 rumah sakit di Jakarta, menunjukan 9,8 persen pasien rawat inap terinfeksi nosokomial. Untuk itu diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menekan angka infeksi rumah sakit tersebut, yaitu dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi. Strategi yang digunakan adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dengan metode Standar Precautions / Kewaspadaan Standar yang diterapkan pada semua orang (pasien, petugas atau pengunjung) yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan tanpa menghiraukan mereka terinfeksi atau tidak serta kewaspadaan berdasarkan penularan yang diperuntukkan bagi pasien rawat inap dengan menunjukkan gejala, terinfeksi dengan kuman yang bersifat pathogen.
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi melibatkan semua unsur, mulai dari unsur pimpinan sampai kepada staf. Peran pimpinan yang diharapkan adalah menyiapkan sistem, sarana dan prasarana penunjang lainnya, sedangkan peran staf adalah sebagai pelaksana langsung dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Salah satu tahap kewaspadaan standar yang efektif dalam pencegahan dan pengendalian infeksi adalah hand hygiene (kebersihan tangan), karena kegagalan dalam menjaga kebersihan tangan adalah penyebab utama infeksi nosokomial dan mengakibatkan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan. Menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan adalah metode paling mudah dan efektif dalam pencegahan infeksi nosokomial.
Sebagai wujud nyata pencegahan dan pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit, RS Tangerang mengembangkan kegiatan “Kebersihan Tangan” bagi seluruh staf baik yang bersentuhan langsung dengan pasien ataupun tidak, mahasiswa, pasien, keluarga pasien dan pengunjung. kegiatan ini terus didengungkan dan diedukasikan secara berkesinambungan, baik melalui poster, leaflet, penyuluhan/edukasi pada komunitas maupun individu. Dengan harapan bahwa kebersihan tangan/cuci tangan ini menjadi budaya sehari-hari yang melekat dalam pelayanan yang berlangsung di rumah sakit, yang tujuan akhirnya menekan angka infeksi di rumah sakit dan menjadikan mutu pelayanan di rumah sakit meningkat dan keselamatan pasien terjamin.
Panduan kebersihan tangan ini dibuat agar pelaksanaannya di lapangan dapat terstandar dan berjalan dengan baik secara berkesinambungan baik implementasi dan monitoring evaluasinya. Kerjasama antar setiap unsur di lingkungan RSTangerang sangat diperlukan untuk mendukung berjalannya kegiatan ini, sebagai langkah peningkatan mutu pelayanan yang berbasis keselamatan pasien.


B. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan di RS 

Tujuan Khusus
1. Sebagai panduan pelaksanaan pelayanan kesehatan agar mendapatkan metode yang sama dan seragam pada penerapan cuci tangan setiap pegawai, staf, keluarga pasien, dan pengunjung di RS 
2. Sebagai panduan bagi Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS  dalam memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program cuci tangan ini.
3. Mengajak dan menggerakkan seluruh sumber daya manusia di RS  Tangerang untuk melaksanakan program cuci tangan ini.
4. Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial/HAIs di RS  Tangerang dengan semua efek yang ditimbulkannya.

C. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan upaya peningkatan kesehatan, pelayanan kesehtan promotif, kesehatan preventif, dan pelayanan kesehatan curative.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
3. Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya Departemen Kesehatan 2007.
4. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care Provide health-care workers (HCWs).

D. Sasaran

·         Direksi RS  Tangerang ,
·         Komite Medik,
·         Pejabat structural dan fungsional
·         Semua staf karyawan di lingkungan RS  Tangerang .
·         Semua pasien RS Tangerang .
·         Semua pengunjung RS Tangerang .

E. Cakupan Kegiatan
     Kegiatan yang masuk dalam panduan ini adalah semua kegiatan cuci tangan yang memiliki 2 jenis kegiatan yaitu:
1. Handwash (cuci tangan dengan sabun dan air mengalir)
2. Handrub (cuci tangan dengan bahan berbasis alcohol)

BAB II
ISI


A. Pengertian
     1. Kebersihan tangan
Kebersihan tangan adalah tindakan/praktek membersihkan tangan dengan cara mencuci tangan guna menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit.

     2. Cuci tangan dengan sabun (Handwash)
Handwash adalah suatu tindakan membersihkan tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir untuk mengurangi perkembangan flora patologis di kulit tangan tanpa mengganggu aktifitas flora normal di kulit tangan. Cuci tangan dengan sabun membersihkan area/spectrum yang cukup luas dan bekerja sedikit lambat (WHO).

     3. Cuci tangan dengan alcohol (Handrub)
Handrub adalah suatu tindakan membersihkan tangan dengan bahan berbahan alcohol tanpa menggunakan air mengalir untuk mengurangi perkembangan flora patologis dikulit tangan tanpa mengganggu aktifitas flora normal kulit tangan, kegitan handrub juga memilik area/spectrum yang luas dan bekerja lebih cepat (WHO).

B.         Bahan-bahan untuk cuci tangan
     Beberapa bahan yang biasa digunakan untuk cuci tangan adalah:
     1.  Bahan alcohol untuk Handrub adalah bahan berupa alcohol gel, cairan, dan sabun yang digunakan untuk menekan pertumbuhan bakteri.
     2. Sabun antimikroba adalah sabun yang berisi bahan antiseptic yang berfungsi untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme dan harus dibilas dengan air untuk mengoptimalkan kerjanya.
     3. Tissue cuci tangan sebagai pengganti handuk.

C.        Indikasi Kebersihan Tangan
     1. Segera : setelah tiba di tempat kerja
     2. Sebelum :
     a. Kontak langsung dengan pasien
     b. Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invasif (pemberian suntikan intra vaskuler)
          c. Menyediakan/mempersiapkan obat-obatan
          d. Mempersiapkan makanan
          e. Memberi makan pasien
          f. Meninggalkan rumah sakit
3. Di antara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4. Setelah :
     a. Kontak dengan pasien
     b. Melepas sarung tangan
     c. Melepas alat pelindung diri
     d. Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksuda luka dan peralatanyang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh,ekskresi.
     e. Menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung dengan tangan.

D.        Five Moment Hand Hygiene ( 5 saat cuci tangan)
     Waktu untuk kebersihan tangan di pelayanan yang bersentuhan langsung dengan pasien mengacu pada Five Moment Hand Hygiene sesuai ketentuan WHO adalah sebagai berikut:
1. Sebelum kontak dengan tubuh pasien
     2. Sebelum melakukan tindakan asepsis
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan tubuh pasien
     5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

E.         Persiapan sebelum melakukan Handwash dan Handrub
Sebelum melakukan tindakan handwash dan handrub diharuskan melakukan hal-hal yang direkomendasikan oleh WHO dibawah ini:
     1. Pastikan kuku tangan pendek, karena kuku yang panjang akan menjadi tempat persembunyian mikroorganisme dan bakteri.
     2. Jangan menggunakan cat kuku atau aksesoris lain yang bisa menghalangi kuku.
     3. Lepaskan semua aksesoris (gelang, jam tangan, cincin, dll) sebelum melakukan cuci tangan.

F. Handwash (cuci tangan dengan sabun)
     Mencuci tangan dengan air mengalir, dan menggunakan sabun antiseptic ini membutuhkan waktu 40-60 detik.
     Indikasi Handwash
     Indikasi dilakukan handwash (cuci tangan dengan sabun) adalah
1. Bila tangan tampak kotor
2. Bila tangan berminyak
3. Setelah menggunakan handscone
4. Setelah 5 – 10 kali handrub
Teknik membersihkan tangan dengan  sabun dan air mengalir harus dilakukan seperti dibawah ini :
     1. Basahi tangan dengan air
     2. Tuangkan sabun 3-5 cc untuk menyabuni seluruh permukaan tangan
3. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
     4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
     6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
     7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
     8. Gosokkan dengan  memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air
     10.Keringkan tangan menggunakan handuk sekali pakai atau tissu sampai benar benar kering
     11.Gunakan handuk sekali pakai atau tissu untuk menutup keran air
G. HandRub (mencuci tangan dengan bahan berbasis alcohol)
Mencuci tangan dengan bahan yang berbasis alcohol ini gerakannya sama dengan handwash hanya berbeda pada waktu pelaksaannya, handrub ini memerlukan waktu 20-30 detik.

Indikasi Handrub
Indikasi dilakukan handrub adalah semua kegiatan yang telah di atur oleh WHO yang masuk dalam five moment dimana kegiatan into diluar indikasi handwash misalnya:
1. Setelah berinteraksi dengan pasien tanpa melibatkan cairan tubuh pasien (alloanamnesa, periksaan fisik tanpa melibatkan cairan tubuh pasien,dll)
2. Sebelum masuk dalam lingkungan pasien
3. Setelah keluar dari lingkungan pasien tanpa bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
Teknik membersihkan tangan dengan hand rub berbasis alkohol harus dilakukan seperti dibawah ini :
1. Tuangkan antiseptik berbasis alkohol 3-5 cc pada permukaan tangan yang berada pada posisi seperti mangkok.
2. Gosok kedua telapak tangan hingga merata
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya
7. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak tangan kiri dan sebaliknya
8. Dan tangan Anda sudah bersih
H.        Hal-hal yang perlu diingat saat membersihkan tangan
1. Bila tangan terlihat kotor atau terkontaminasi dengan bahan-bahan protein, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir
2. Setelah bersentuhan dengan kulit yang tidak utuh, darah atau cairan tubuh, tangan harus dicuci dengan sabun dan air mengalir
3. Bila tangan TIDAK jelas terlihat kotor atau terkontaminasi, dapat digunakan antiseptik berbasis alkohol (handrub) untuk dekontaminasi tangan rutin
4. Lakukan mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali setelah 5 - 10 kali aplikasi handrub.
5. Pastikan tangan kering sebelum memulai kegiatan
I. Dokumentasi
     Pendokumentasian berupa :
1. Poster langkah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir maupun dengan hand rub berbasis alkohol
2. Banner dan spanduk himbauan dan langkah cuci tangan.
3. Form audit hand hygiene
4. Form audit fasilitas hand hygiene
5. Foto – foto dokumentasi saat dilakukan ketersediaan fasilitas cuci tangan di unit-unit pelayanan
6. Dokumentasi saat dilakukan edukasi hand hygiene
7. Tampilkan langkah hand hygiene di screen saver komputer
8. Himbauan untuk melakukan briefing hand hygiene, bagi dokter, perawat, pasien dan pengunjung melalui humas yang dilakukan setiap hari, sehari 3 x setiap pukul 08.00 WIB, 14.00 WIB dan 21.00 WIB.

BAB III
PENUTUP

Kebersihan tangan merupakan satu langkah kecil yang akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses pelayanan dan peningkatan mutu suatu Rumah Sakit, termasuk sebagai kunci dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.
Didalam pelaksanaannya diharapkan semua staf diRS Tangerang telah terpapar dan mampu mengimplementasikan dilapangan, dan mampu memberikan contoh/mengedukasi kepada pasien, keluarga pasien, dan para pengunjung di RS Tangerang .
Dengan adanya panduan cuci tangan ini semoga langkah dan usaha RS  Tangerang dalam pencapaian mutu dan kualitas Rumah sakit yang lebih baik akan tercapai. Dalam payung yang lebih besar dan lebih luas panduan ini ada di dalam
pedoman pelaksaan tim pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS Tangerang.
Semoga panduan ini bermanfaat


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. 2007
Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit. 2011

WHO: 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care. First Global Patient Safety Challenge Clean Care is Safe Care

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PANDUAN KEBERSIHAN TANGAN"

Posting Komentar