SPO PEMERIKSAAN RADIOLOGI THORAX
SPO
PEMERIKSAAN RADIOLOGI THORAX
|
|||
Prosedur
Tetap
|
No.Pokok
|
No.
Revisi
|
Halaman
1 dari 1
|
Tgl
Terbit.
|
Tangerang,
Direktur
|
||
Pengertian
|
Tata cara pemeriksaan radiologi
tanpa media kontras yang ditujukan untuk organ-organ thorax.
|
||
Tujuan
|
1.
Sebagai pedoman kerja bagi petugas radiologi
2.
Untuk mendapatkan hasil radiografi thorax yang
optimal
3.
Untuk memperlihatkan struktur morfologi organ-organ
dalam rongga thorax seperti jantung dan pembuluh darah besar, paru-paru,
rongga pleurae dan struktur organ lain dalam rongga mediastinum dan paru.
|
||
Kebijakan
|
Pemeriksaan Radiologi Thorax sesuai Standar Pelayanan Radiologi
|
||
Prosedur
|
Persiapan
1.
Pesawat rontgen yang sudah diatur kondisi kV dan mAs
untuk pemeriksaan thorax.
2.
Kaset / film dengan ukuran yang disesuaikan dengan
objeknya.
3. Marker sebagai tanda objek.
4.
Lead apron untuk pasien hamil.
5.
Lysolm grid.
6.
Manual processing
Tindakan
1.
Pasien dipersilahkan melepas pakaian serta aksesoris
(misal : kalung) yang menutupi derah dada dengan memakai pakaian yang telah
disiapkan oleh petugas radiologi. Petugas radiologi mempersiapkan alat yang
akan dipergunakan dalam pemeriksaan serta memberi tanda/ marker kanan/ kiri pada
kaset yang akan dipergunakan dalam pemeriksaan.
Posisi PA / AP
·
Posisi berdiri tegak menghadap kaset, kedua
tangan diletakkan didaerah kedua panggul dan kedua bahu mendorong scapula
keluar dari daerah paru. Untuk pasien yang lemah dapat meletakkan kedua
tangannya mengelilingi kaset.
·
Pasien menggunakan proteksi batas atas kaset
terletak setinggi level vertebrae C7. Batas lateral kolimasi berada di batas
kulit dari iga terbawah.
·
Pada pasien yang lemah, diambil posisi supine
dengan kedua tangan berada disisi samping tubuh atau diangkat mengelilingi
kepala.
Posisi Lateral
·
Pasien posisi berdiri atau supine, dan posisi
tubuh miring dengan tangan ke atas. “Central beam” terpusat ±10 cm dibawah
aksila.
Posisi Top
Lordotik
·
Pasien berdiri ± 4 cm dari tiang penyangga,
kemudian mencondongkan bagian dada atas kebelakang kearah kaset dengan kedua
bahu dicondongkan kedepan dan kedua tangan diletakkan didaerah kedua panggul.
Untuk bayi dan
penderita-penderita yang tidak dapat
berdiri hanya
1.
diperlukan foto dalam posisi berbaring (AP).
2.
Pengambilan foto (Ekpose) dilakukan pada saat pasien
inspirasi penuh dengan diberikan aba-aba, untuk pasien-pasien yang non
kooperatif pengambilan foto dilakukan dengan melihat gerakan pernafasan pada
dada.
|
||
Unit
terkait
|
Semua
unit terkait
|
ngk up date
BalasHapus