PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI MOLA HIDATOSA
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
GINEKOLOGI MOLA HIDATOSA
|
|
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT
|
|
MOLA HIDATOSA | |
1. Pengertian
(Definisi)
|
Kegagalan kehamilan normal yang disertai dengan proliferasi sel trofoblas
yang berlebihan dan degenerasi hidrofik, yang secara klinis tampak sebagai gelembung-gelembung
|
2. Klasisifikasi
|
1. Mola hidatidosa komplit (O01.0)
2. Mola hidatidosa parsial (O01.1)
|
3. Kriteria
diagnosis
|
Anamnesis dan
perneriksaan fisik:
§ Amenore
§ Keluhan gestosis seperti hiperemesis
gravidarum yang berat
§ Perdarahan
§ Uterus yang lebih besar dari usia
kehamilan
§ Klinis terlihat gelembung mola yang
keluar dari uterus
|
4. Pemeriksaan
penunjang
|
1. USG: Didapatkan gambaran gelembung
vesikel (Vesicular ultrasonic pattern)
2. Kadar bhCG yang lebih tinggi
3. Pemeriksaan patologi anatomi
|
5. Diagnosis
banding
|
Tumor trofoblas gestasional (C58)
|
6.
Terapi
|
Perbaiki keadaan umum:
§ Transfusi darah (99.0)
§ Pengobatan gestosis sesuai protokol
§ Evakuasi dengan vakum kuretase (69.0)
§ Kemoterapi profilaksis
§ Histerektomi dilakukan bila usia lebih
dari 35 tahun dengan jumlah anak cukup (68.4)
§ Tirotoksikosis
(pengobatan bersama-sama dengan Departemen Ilmu Penyakit Dalam)
§ Emboli
paru (pengobatan bersama-sama Departemen Ilmu Penyakit Dalam)
1.
Evakuasi :
(sesuaikan dengan cara terminasi kehamilan
trimester I)
Vakum
kuretase
a. Bila gelembung sudah ke luar.
Setelah keadaan umum diperbaiki langsung dilakukan vakum kuretase dan
untuk pemeriksaan PA dilakukan pengambilan jaringan dengan kuret tajam.
Bila perdarahan banyak: bersamaan dengan perbaikan KU, evakuasi harus
segera dilakukan.
b. Bila gelembung belum ke luar.
Pasang laminaria stift, 12 jam
kemudian dilakukan vakum kuretase tanpa pembiusan, kemudian dilakukan
kuretase tajam, untuk mengambil jaringan (untuk pemeriksaan PA).
(Pada laporan harus dituliskan: jumlah dan diameter jaringan mola,
perdarahan, ada tidaknya janin atau bagian janin seperti kantung janin, cairan
ketuban dan lain-lain).
Khusus untuk pasien umur 35 tahun atau lebih dengan jumlah anak cukup,
dilakukan histerektomi totalis, baik dengan jaringan mola in-toto atau
beberapa hari pasca kuret.
2.
Terapi profilaksis: dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu :
a.
Kemoterapi
b.
Histerektomi
a)
Kemoterapi
Diberikan pada pasien dengan
resiko tinggi, yaitu:
·
Hasil PA mencurigakan keganasan
·
Umur pasien 35 tahun atau lebih yang menolak
dilakukan histerektomi.
Obat yang
diberikan adalah :
·
Metotreksat (MTX): 20 mg/hari IM selama 5 hari
(ditambah dengan asam folat) atau
·
Aktinomisin D (ACTD): 1 vial (0,5 mg)/ hari IV
selama 5 hari
b)
Histerektomi
Dilakukan terutama pada pasien
yang berumur > 35 tahun dengan
jumlah anak cukup
3. Pengawasan
lanjut:
Bertujuan untuk mengetahui
sedini mungkin adanya perubahan kearah keganasan.
Lama
Pengawasan: Satu tahun.
Pasien dianjurkan jangan hamil dulu, dengan menggunakan KB
kondom/sistem kalender, atau pil KB bila haid teratur dan tidak dianjurkan
menggunakan IUD atau suntikan
Akhir pengawasan
Bila setelah pengawasan satu tahun, kadar b
hCG dalam batas normal, atau bila telah hamil lagi
Jadwal pengawasan
3 bulan ke-I : dua minggu
sekali
3 bulan ke II : 1 bulan sekali
6 bulan terakhir : 2 bulan sekali
Pemeriksaan yang dilakukan selama pengawasan:
·
Pemeriksaan
klinis dan b hCG setiap kali datang
Foto toraks, pada bulan ke-6
dan ke-12 atau bila ada keluhan.
|
7.
Penyulit
|
·
Perdarahan
·
Syok
hipovolemik
·
Preeklamsi/eklamsi
·
Tirotoksikosis
·
Infeksi
·
Emboli
paru
·
Keganasan
|
8.
Konsultasi
|
1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam
2. Departemen Anestesiologi
|
9. Indikator klinis
|
1.
Penurunan
angka kematian
2.
Penurunan
angka rekurensi
|
10. Unit
terkait
|
1.
Departemen
Ilmu Penyakit Dalam
2.
Departemen
Anestesiologi
|
0 Response to "PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI MOLA HIDATOSA"
Posting Komentar