PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBSTETRI PERDARAHAN PASCASALIN YANG DISEBABKAN ATONIA UTERI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
OBSTETRI PERDARAHAN PASCASALIN YANG DISEBABKAN ATONIA UTERI
|
|
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT
|
|
PERDARAHAN PASCASALIN
YANG DISEBABKAN ATONIA UTERI |
|
1. Pengertian
(Definisi)
|
Perdarahan lebih dari 500 mL yang
terjadi dalam 24 jam pertama setelah
janin lahir akibat kegagalan kontraksi rahim.
Diagnosis :
5.
Pada
umumnya disertai tanda-tanda syok hipovolemik
|
2. Terapi
|
1. Segera setelah diketahui perdarahan
pascasalin, tentukan ada syok atau tidak, bila ada segera berikan infus
cairan, kontrol perdarahan dan berikan oksigen.
2. Bila syok tidak ada, atau keadaan umum
telah optimal, segera lakukan pemeriksaan untuk mencari etiologi.
3. Masase uterus, pemberian oksitosin 20 IU
dalam 500 cc Dekstrosa 5% dan ergometrin intravena, atau misoprostol.
4. Bila ada perbaikan dan perdarahan berhenti, oksitosin
atau misoprostol diteruskan.
5. Bila tidak ada perbaikan dilakukan
kompresi bimanual.
6. Bila tetap tidak berhasil, lakukan
laparotomi, kalau mungkin lakukan ligasi arteri uterina atau hipogastrika
(khusus untuk pasien yang belum punya anak), bila tidak mungkin lakukan
histerektomi.
7. Cara pemberian Oksitosin:
a. Dosis awal, IV: 20 IU dalam 1 L larutan
garam fisiologis dengan tetesan cepat. IM: 10 IU
b. Dosis lanjutan, IV: 20 IU dalam 1 L
larutan garam fisiologis dengan 40 tetes/menit
c. Dosis maksimal, tidak lebih dari 3 L
larutan dengan oksitosin per hari.
Cara pemberian Ergometrin:
1. Dosis awal, IM atau IV (lambat): 0,2 mg
2. Dosis lanjutan, ulangi 0,2 mg IM setelah
15 menit, bila masih diperlukan beri IM/IV setiap 2-4 jam.
3. Dosis maksimal, total 1 mg atau 5 dosis
per hari.
Cara
pemberian Misoprostol:
1. Dosis awal, oral atau rektal 400 mcg
2. Dosis lanjutan, 400 mcg 2-4 jam setelah
dosis awal
3. Dosis maksimal, Total 1200 mcg atau 3
dosis per hari.
|
3. Pemeriksaan
penunjang
|
Pemeriksaan laboratorium :
hemoglobin,
hematokrit, trombosit, fibrinogen, golongan darah, faktor pembekuan darah,
waktu perdarahan dan waktu pembekuan.
|
4. Diagnosis
banding
|
Perdarahan pasca salin dini yang disebabkan oleh perlukaan jalan
lahir, retensio plasenta/sisa plasenta, dan gangguan pembekuan darah
|
5.
Pelaku
|
1. Dokter Spesialis Obstetri &
Ginekologi
2. Dokter Residen Obstetri & Ginekologi
|
6.
Penyulit
|
Syok ireversibel, DIC, Sindroma Sheehan.
|
7.
Konsultasi
|
1. Dokter Spesialis Anestesi
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam
|
8.
Perawatan rumah sakit
|
Diperlukan
|
9. Prognosis
|
Dubia
|
10.
Informed consent
|
Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik diagnostik maupun
terapeutik, kecuali bila keadaan sudah sangat mengancam jiwa. Output
|
11.
Patologi anatomi
|
Uterus yang diangkat (bila ada persangkaan plasenta akreta)
|
12.
Otopsi
|
Dilakukan pada kasus kematian akibat atonia uteri
|
13.
Catatan medik
|
Mencakup keluhan utama, gejala klinis, riwayat obstetri, pemeriksaan
fisik & penunjang, terapi, operasi, perawatan, tindak lanjut, konsultasi,
prognosis
|
0 Response to "PANDUAN PRAKTIK KLINIS OBSTETRI PERDARAHAN PASCASALIN YANG DISEBABKAN ATONIA UTERI"
Posting Komentar