PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI LAPAROSKOPI
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
GINEKOLOGI
|
|
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT
|
|
LAPAROSKOPI (54.21)
|
|
1. Pengertian
(Definisi)
|
Visualisasi kavum peritonei secara endoskopi melalui dinding perut depan,
setelah dibuat pneumoperitoneum
|
2. Diagnosis
|
1. Pemeriksaan infertilitas
2. Tersangka endometriosis
3. Penilaian operasi rekonstruksi tuba
4. Nyeri panggul kronis
5. Tersangga infeksi panggul kronis
6. Nyeri abdomen akut
7. Tersangka kehamilan ektopik
8. Evaluasi atau konfirmasi massa
intrapelvis
9. Kelainan uterus
10. Torsi tumor adneksa
11. Penilaian keganasan
Operatif:
1. Sterilisasi
2. Pengambilan benda asing
3. Operasi untuk infertilitas
(adhesiolisis, salpingoovariolisis, fimbrioplasti, salpingostomi)
4. Fulgurasi sarang-sarang endometriosis
5. Operasi kehamilan ektopik
6. Operasi kista ovarium
7. Miomektomi
8. Laparoscopy-assisted vaginal
hysterectomy
9. Total
laparoscopy hysterectomy
10. Histerektomi
radikal
11. Kolposuspensi
Burch
12. Sakrokolposuspensi
|
3. Kontraindikasi
|
Absolut:
1. Penyakit jantung dan pernafasan yang
berat
2. Hernia
3. Peritonitis umum
4. Ileus obstruktif dan paralitik
5. Tumor intraabdomen yang besar
Relatif:
1. Obesitas
2. Riwayat laparotomi atau peritonitis
sebelumnya
3. Riwayat dehisensi luka laparotomi
4. Kehamilan
5. Kanker yang mengenai dinding depan
abdomen
|
4.
Prosedur
|
1. Pasien dalam narkose umum
2. Dilakukan tindakan a dan antiseptik di
daerahabdomen dan sekitarnya
3. Dibuat sayatan di daerah infraumbilikal
4. Dilakukan insersi jarum Veress, diperiksa
apakah telah masuk ke dalam rongga abdomen
5. Dibuat pneumoperitoneum dengan
memasukkan gas CO2 melalui jarum Veress
6. Jarum Veress dicabut
7. Dimasukkan trokar melalui insisi
infraumbilikal
8. Laparoskop dimasukkan, diperiksa keadaan
rongga abdomen
9. Bila tindakan telah selesai, laparoskop
dikeluarkan
10. Trokar dicabut
11. Luka insisi dijahit
|
5. Konsultasi
|
1.
Divisi
Endokrinologi Reproduksi & Fertilitas
2.
Divisi Onkologi Ginekologi
3.
Divisi Uroginekologi & Rekonstruksi
|
4.
Perawatan rumah sakit
|
Diperlukan untuk tindakan laparoskopi operatif
|
5. Penyulit
|
Nyeri,
perdarahan, infeksi, komplikasi anestesi, cedera usus, kematian
|
6. Prognosis
|
Ad bonam
|
7. Informed
consent
|
Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik
diagnostik maupun terapeutik, kecuali bila keadaan sudah sangat mengancam
jiwa.
|
8. Output
|
Diagnosis dapat ditegakkan
|
9.
Patologi anatomi
|
Jaringan yang dibiopsi
|
10.
Otopsi
|
Tidak diperlukan
|
11. Catatan
medik
|
Mencakup keluhan utama, gejala klinis, pemeriksaan fisik & penunjang, terapi,
operasi, perawatan, tindak lanjut, konsultasi, prognosis
|
12. Dokumen
terkait
|
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan
Ginekologi RS dr. , Bagian Kedua
(Ginekologi), 2005
|
13. Catatan
medik
|
Mencakup keluhan utama,
gejala klinis, pemeriksaan fisik & penunjang, terapi, operasi, perawatan,
tindak lanjut, konsultasi, prognosis
|
14. Dokumen
terkait
|
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RS dr. , Bagian Kedua (Ginekologi), 2005
|
0 Response to "PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI LAPAROSKOPI"
Posting Komentar