PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI KANKER OVARIUM
| 
PANDUAN PRAKTIK KLINIS 
GINEKOLOGI | ||
| 
PANDUAN PRAKTIK KLINIS 
SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI 
RUMAH SAKIT | ||
| 
1.       
  Pengertian (Definisi) | 
Tumor ganas berasal dari ovarium. Sering juga disebut kanker ovarium.  
Karena sebagian besar kanker ovarium bersifat karsinoma, maka kanker
  ovarium sering dianggap identik dengan karsinoma ovarium | |
| 
2.       
  Klasifikasi | 
Secara singkat
  berdasarkan pemeriksaan histopatologi terdapat tiga jenis kanker ovarium yang
  terbanyak adalah : 
1.     
  Tumor ganas epitel 
  (malignant epithelial tumor) 
2.     
  Tumor ganas
  sel benih (malignant germ cell tumor) 
3.     
  Tumor ganas stroma (malignant stromal/sex cord tumor) 
Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tua umur pasien,
  makin besar kemungkinan tumor berasal dari unsur epitel. Sebaliknya, tumor
  sel benih lebih sering dijumpai pada gadis dan wanita muda. 
Tumor ganas epitel   
Tumor ganas
  ovarium yang berasal dari epitel germinal atau mesotel. 
Klasifikasi histologi
  neoplasma ovarium  (WHO, 1973): 
I.       Neoplasma Epitel : 
§ 
  Jenis serosum 
§ 
  Jenis musinosum 
§ 
  Endometrioid 
§ 
  Mesonefroid 
§ 
  Tumor Brenner (transisional) 
§ 
  Kombinasi jenis-jenis epitel 
§ 
  Kombinasi epitel dengan unsur lain 
§ 
  Kanker yang tak berdiferensiasi 
II.      Neoplasma
  stroma gonad 
1.     
  Tumor sel granulosa 
2.     
  Tumor sel Sertolli - Leydig 
3.     
  Ginandroblastoma 
III.    Tumor sel lipoid 
IV.    Neoplasma
  sel germinal 
1.     
  Disgerminoma 
2.     
  Tumor sinus endodermal 
3.     
  Kanker embrional 
4.     
  Koriokarsinoma 
5.     
  Teratoma 
V.      Gonadoblastoma 
VI.    Tumor
  jaringan ikat lain yang tidak khas ovarium 
VII.   Limfoma
  maligna 
VIII.    Tumor
  primer yang tidak dapat diklasifikasi 
IX.    Tumor
  metastasis | |
| 
3.       
  Stadium kanker ovarium (FIGO 1985) | 
Stadium I.    Tumor
  terbatas pada ovarium 
Ia.     Tumor  terdapat pada
  satu ovarium,  tidak  ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh. 
Ib.     Tumor terdapat pada kedua ovarium, tidak ada asites, tidak ada
  tumor pada permukaan luar, kapsul utuh. 
Ic.     Tumor stadium Ia dan Ib, disertai pertumbuhan tumor pada
  permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau terdapat asites yang
  mengandung sel-sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif. 
Stadium II.   Tumor
  terdapat pada salah satu atau kedua ovarium 
  dengan penyebaran ke panggul 
IIa.    Penyebaran dan /atau metastasis ke uterus
  dan /atau tuba 
IIb.    Penyebaran ke jaringan panggul lain 
IIc.    Tumor stadium IIa atau IIB,  disertai 
  pertumbuhan  tumor pada
  permukaan  satu atau dua ovarium, atau kapsul
  pecah, atau disertai asites yang mengandung sel-sel ganas atau bilasan
  peritoneum positif. 
Stadium III. Tumor terdapat pada
  salah satu atau kedua ovarium dengan implantasi anak sebar di luar pelvis
  dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.   
Adanya metastasis ke permukaan hepar setara
  dengan stadium III.  
IIIa.  Tumor terbatas pada rongga pelvis minor, KGB
  negatif tetapi dengan penyebaran mikroskopis di permukaan peritoneum abdomen. 
IIIb.  Tumor 
  pada  salah  satu  
  atau   kedua  ovarium   
  dengan penyebaran pada permukaan peritoneum abdomen, dengan garis
  tengah yang tidak melebihi 2 cm; KGB negatif. 
IIIc.  Terdapat implantasi tumor di abdomen  dengan diameter lebih besar  dari 2 cm dan/atau KGB retroperitoneal atau
  inguinal positif. 
Stadium IV. Tumor
  meliputi salah satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh, efusi pleura
  bila ada, sitologi harus positif, metastasis jauh ke parenkim hepar. | |
| 
4.       
  Diagnosis | 
1.      Timbul benjolan di perut dalam waktu
  yang relatif singkat  
2.      Gangguan buang air kecil/buang air
  besar, nyeri perut 
3.      Ditemukan tumor 
a.       di rongga pelvis dan dapat meluas hingga
  rongga perut, di kiri/kanan
  uterus, di kavum Douglasi  
b.      permukaan tidak rata. 
c.       Konsistensi padat, kistik dan kistik
  dengan bagian padat. 
d.      Mobilitas terbatas, karena perlekatan,
  nyeri perut. 
e.       Sering disertai ascites. 
4.      Mungkin ada gangguan haid 
5.      Laparotomi untuk mengetahui jenis
  histopatologi dan penentuan stadium.  | |
| 
5.       
  Diagnosis banding | 
Kista
  ovarium (D.27) | |
| 
6.       
  Pemeriksaan penunjang | 
1.     
  Ultrasonografi 
2.     
  Pemeriksaan
  foto meliputi foto toraks, abdomen, barium enema, pielografi intravena. 
3.     
  CT
  scan 
4.     
  Sitologi
  cairan ascites. | |
| 
7.       
  Terapi | 
1.     
  Pembedahan
  (Staging laparotomi) (68.6)  
a.      
  Aspirasi cairan rongga peritonium untuk
  pemeriksaan sitologi, bila tidak ada cairan peritonium dilakukan bilasan
  peritoneal. 
b.     
  Biopsi pada :  
·        
  daerah bagian bawah diafragma 
·        
  lateral
  dari kolon asenden dan kolon desenden 
·        
  kavum Douglasi  
·        
  peritonium kandung kemih 
c.      
  Eksplorasi
  daerah/organ seperti hati, ginjal, mesenterium, usus halus, dan usus besar. 
d.     
  Hanya
  ovarektomi unilateral saja bila stadium Ia atau tidak ada perlengketan, jenis
  tumor borderline, usia muda, dan belum punya anak, atau histerektomi totalis
  dengan salfingoovarektomi bilateralis pada stadium I dan II dan pembedahan
  sitoreduksi pada stadium III dan  
e.      
  Omentektomi:  
·        
  Omentektomi parsial bila secara makroskopis
  tidak ditemukan lesi metastasis 
·        
  Omentektomi total bila secara makroskopis
  ditemukan    lesi metastasis. 
f.      
  Biopsi pada setiap perlekatan  
g.     
  Limfadenektomi/biopsi kelenjar getah bening
  yang membesar di daerah pelvik dan paraaorta 
2.     
  Kemoterapi
  (99.25) 
Pada umumnya diberikan setelah
  terapi pembedahan, kadang-kadang sebelum pembedahan (neoajuvan).  
·        
  Untuk kanker ovarium jenis epitel sebaiknya
  kombinasi CAP (siklofosfamid, adriamisin, sisplatin), atau AP (adriamisin,
  sisplatin), atau EP (epirubisin, sisplatin), Taksol atau Taksol + Karboplatin
   
·        
  Untuk jenis sel germinal diberikan: VAC
  (vinkristin, adriamisin, siklofosfamid) atau PVB (sisplatin, vinblastin,
  bleomisin). 
3.     
  Radiasi 
Diberikan setelah terapi pembedahan
  (pengangkatan massa tumor secara optimal, atau dengan tumor terangkat
  seluruhnya atau bila dengan residu tumor minimal 1,5-2 cm)  
4.      Kombinasi antara: 
Pembedahan, kemoterapi, radiasi | |
| 
8.       
  Penyulit | 
Penyulit sebelum pembedahan: hipoalbuminemia, efusi pleura 
Penyulit selama pembedahan: perdarahan,
  cedera usus, kandung kemih, ureter 
Penyulit kemoterapi | |
| 
9.       
  Prognosis | 
Dubia | |
| 
10.    Informed
  consent | 
Dilakukan informed consent pada
  setiap aspek tindakan, baik diagnostik maupun terapeutik, kecuali bila
  keadaan sudah sangat mengancam jiwa. | |
| 
11.    Patologi
  Anatomi | 
Sitologi cairan
  peritoneum 
Biopsi: 
·      Daerah bagian bawah diafragma 
·     
  Lateral
  kolon ascenden dan kolon descenden 
·      Kavum Douglasi 
·     
  Peritoneum
  kandung kemih, ovarium, omentum, kelenjar getah bening. | |
| 
12.    Perawatan
  rumah sakit | 
Diperlukan | |
| 
13.   
  Ijin tindakan | 
Diperlukan | |
| 
14.   
  Lama perawatan | 
Lampiran protokol | |
| 
15.    Catatan
  Medik | 
Mencakup keluhan utama, gejala medis, riwayat obstetri, pemeriksaan fisik & penunjang, terapi,
  operasi, perawatan, tindak lanjut, konsultasi,  prognosis | |
| 
16.    Otopsi | 
Diperlukan pada
  kasus kematian | |
| 
17.   
  Indikator klinis | 
1.    Penurunan angka kematian 
2.    Penurunan angka rekurensi | |
| 
18.    Konsultasi | 
1.    Departemen Ilmu Penyakit Dalam 
2.    Departemen Ilmu Bedah Digestif 
3.    Departemen Ilmu Bedah Urologi 
4.    Departemen Anestesiologi | |
 
mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BalasHapusBONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.