PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI KANKER OVARIUM

PANDUAN PRAKTIK KLINIS
GINEKOLOGI



PANDUAN PRAKTIK KLINIS
SMF : OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT

KANKER OVARIUM  (ICD10-C56)
1.        Pengertian (Definisi)
Tumor ganas berasal dari ovarium. Sering juga disebut kanker ovarium.
Karena sebagian besar kanker ovarium bersifat karsinoma, maka kanker ovarium sering dianggap identik dengan karsinoma ovarium
2.        Klasifikasi
Secara singkat berdasarkan pemeriksaan histopatologi terdapat tiga jenis kanker ovarium yang terbanyak adalah :
1.      Tumor ganas epitel  (malignant epithelial tumor)
2.      Tumor ganas sel benih (malignant germ cell tumor)
3.      Tumor ganas stroma (malignant stromal/sex cord tumor)

Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tua umur pasien, makin besar kemungkinan tumor berasal dari unsur epitel. Sebaliknya, tumor sel benih lebih sering dijumpai pada gadis dan wanita muda.

Tumor ganas epitel 
Tumor ganas ovarium yang berasal dari epitel germinal atau mesotel.
Klasifikasi histologi neoplasma ovarium  (WHO, 1973):
I.      Neoplasma Epitel :
§  Jenis serosum
§  Jenis musinosum
§  Endometrioid
§  Mesonefroid
§  Tumor Brenner (transisional)
§  Kombinasi jenis-jenis epitel
§  Kombinasi epitel dengan unsur lain
§  Kanker yang tak berdiferensiasi

II.      Neoplasma stroma gonad
1.      Tumor sel granulosa
2.      Tumor sel Sertolli - Leydig
3.      Ginandroblastoma

III.    Tumor sel lipoid

IV.    Neoplasma sel germinal
1.      Disgerminoma
2.      Tumor sinus endodermal
3.      Kanker embrional
4.      Koriokarsinoma
5.      Teratoma

V.      Gonadoblastoma
VI.    Tumor jaringan ikat lain yang tidak khas ovarium
VII.   Limfoma maligna
VIII.    Tumor primer yang tidak dapat diklasifikasi
IX.    Tumor metastasis
3.        Stadium kanker ovarium (FIGO 1985)
Stadium I.    Tumor terbatas pada ovarium
Ia.     Tumor  terdapat pada satu ovarium,  tidak  ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh.
Ib.     Tumor terdapat pada kedua ovarium, tidak ada asites, tidak ada tumor pada permukaan luar, kapsul utuh.
Ic.     Tumor stadium Ia dan Ib, disertai pertumbuhan tumor pada permukaan satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau terdapat asites yang mengandung sel-sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

Stadium II.   Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium  dengan penyebaran ke panggul
IIa.    Penyebaran dan /atau metastasis ke uterus dan /atau tuba
IIb.    Penyebaran ke jaringan panggul lain
IIc.    Tumor stadium IIa atau IIB,  disertai  pertumbuhan  tumor pada permukaan  satu atau dua ovarium, atau kapsul pecah, atau disertai asites yang mengandung sel-sel ganas atau bilasan peritoneum positif.

Stadium III. Tumor terdapat pada salah satu atau kedua ovarium dengan implantasi anak sebar di luar pelvis dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif. 
Adanya metastasis ke permukaan hepar setara dengan stadium III.
IIIa.  Tumor terbatas pada rongga pelvis minor, KGB negatif tetapi dengan penyebaran mikroskopis di permukaan peritoneum abdomen.
IIIb.  Tumor  pada  salah  satu   atau   kedua  ovarium    dengan penyebaran pada permukaan peritoneum abdomen, dengan garis tengah yang tidak melebihi 2 cm; KGB negatif.
IIIc.  Terdapat implantasi tumor di abdomen  dengan diameter lebih besar  dari 2 cm dan/atau KGB retroperitoneal atau inguinal positif.

Stadium IV. Tumor meliputi salah satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh, efusi pleura bila ada, sitologi harus positif, metastasis jauh ke parenkim hepar.


4.        Diagnosis
1.      Timbul benjolan di perut dalam waktu yang relatif singkat
2.      Gangguan buang air kecil/buang air besar, nyeri perut
3.      Ditemukan tumor
a.       di rongga pelvis dan dapat meluas hingga rongga perut, di kiri/kanan uterus, di kavum Douglasi
b.      permukaan tidak rata.
c.       Konsistensi padat, kistik dan kistik dengan bagian padat.
d.      Mobilitas terbatas, karena perlekatan, nyeri perut.
e.       Sering disertai ascites.
4.      Mungkin ada gangguan haid
5.      Laparotomi untuk mengetahui jenis histopatologi dan penentuan stadium.
5.        Diagnosis banding
Kista ovarium (D.27)
6.        Pemeriksaan penunjang
1.      Ultrasonografi
2.      Pemeriksaan foto meliputi foto toraks, abdomen, barium enema, pielografi intravena.
3.      CT scan
4.      Sitologi cairan ascites.
7.        Terapi
1.      Pembedahan (Staging laparotomi) (68.6)
a.       Aspirasi cairan rongga peritonium untuk pemeriksaan sitologi, bila tidak ada cairan peritonium dilakukan bilasan peritoneal.
b.      Biopsi pada :
·         daerah bagian bawah diafragma
·         lateral dari kolon asenden dan kolon desenden
·         kavum Douglasi
·         peritonium kandung kemih
c.       Eksplorasi daerah/organ seperti hati, ginjal, mesenterium, usus halus, dan usus besar.
d.      Hanya ovarektomi unilateral saja bila stadium Ia atau tidak ada perlengketan, jenis tumor borderline, usia muda, dan belum punya anak, atau histerektomi totalis dengan salfingoovarektomi bilateralis pada stadium I dan II dan pembedahan sitoreduksi pada stadium III dan
e.       Omentektomi:
·         Omentektomi parsial bila secara makroskopis tidak ditemukan lesi metastasis
·         Omentektomi total bila secara makroskopis ditemukan    lesi metastasis.
f.       Biopsi pada setiap perlekatan
g.      Limfadenektomi/biopsi kelenjar getah bening yang membesar di daerah pelvik dan paraaorta


2.      Kemoterapi (99.25)
Pada umumnya diberikan setelah terapi pembedahan, kadang-kadang sebelum pembedahan (neoajuvan).
·         Untuk kanker ovarium jenis epitel sebaiknya kombinasi CAP (siklofosfamid, adriamisin, sisplatin), atau AP (adriamisin, sisplatin), atau EP (epirubisin, sisplatin), Taksol atau Taksol + Karboplatin
·         Untuk jenis sel germinal diberikan: VAC (vinkristin, adriamisin, siklofosfamid) atau PVB (sisplatin, vinblastin, bleomisin).
3.      Radiasi
Diberikan setelah terapi pembedahan (pengangkatan massa tumor secara optimal, atau dengan tumor terangkat seluruhnya atau bila dengan residu tumor minimal 1,5-2 cm)
4.      Kombinasi antara:
Pembedahan, kemoterapi, radiasi
8.        Penyulit
Penyulit sebelum pembedahan: hipoalbuminemia, efusi pleura
Penyulit selama pembedahan: perdarahan, cedera usus, kandung kemih, ureter
Penyulit kemoterapi
9.        Prognosis
Dubia
10.    Informed consent
Dilakukan informed consent pada setiap aspek tindakan, baik diagnostik maupun terapeutik, kecuali bila keadaan sudah sangat mengancam jiwa.

11.    Patologi Anatomi
Sitologi cairan peritoneum
Biopsi:
·      Daerah bagian bawah diafragma
·      Lateral kolon ascenden dan kolon descenden
·      Kavum Douglasi
·      Peritoneum kandung kemih, ovarium, omentum, kelenjar getah bening.
12.    Perawatan rumah sakit
Diperlukan
13.    Ijin tindakan
Diperlukan
14.    Lama perawatan
Lampiran protokol
15.    Catatan Medik
Mencakup keluhan utama, gejala medis, riwayat obstetri, pemeriksaan fisik & penunjang, terapi, operasi, perawatan, tindak lanjut, konsultasi,  prognosis
16.    Otopsi
Diperlukan pada kasus kematian
17.    Indikator klinis
1.    Penurunan angka kematian
2.    Penurunan angka rekurensi
18.    Konsultasi
1.    Departemen Ilmu Penyakit Dalam
2.    Departemen Ilmu Bedah Digestif
3.    Departemen Ilmu Bedah Urologi
4.    Departemen Anestesiologi

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "PANDUAN PRAKTIK KLINIS GINEKOLOGI KANKER OVARIUM"

  1. mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
    BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
    BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

    BalasHapus