PELAYANAN KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR : 21 /KBJ/OK/RSI/VIII/2013
TENTANG
PELAYANAN KAMAR BEDAH

DI RUMAH SAKIT





MENIMBANG




: 1. Bahwa pelayanan kamar bedah adalah tindakan medis yang dilakukan oleh dokter bedah dan anestesi yang bekerja sama dengan perawat bedah dan anestesi selama proses pembedahan mulai pre, intra dan post operasi.



2.      Bahwa rumah sakit mempunyai sistem untuk menyediakan pelayanan kamar bedah yang dibutuhkan dalam pelayanan klinis dan kebutuhan pemberi pelayanan kesehatan. Pelayanan yang diberikan harus memenuhi standar dirumah sakit, nasional juga undang-undang dan peraturan.

3.      Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 diatas maka diperlukan Kebijakan Penyelenggaraan Pelayanan kamar bedah di Rumah Sakit.


MENGINGAT           : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2.      Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

3.      Undang-undang Nomor 29 tahun 2009 tentang Praktek Kedokteran






MEMUTUSKAN




MENETAPKAN
:





KESATU
: Kebijakan Penyelenggaraan peneglolaan Pelayanan Kamar Bedah di

Rumah Sakit sebagaimana terlampir dalam

kebijakan ini.




KEDUA
:  Kebijakan ini berlaku sejak tanggal diterbitkan dan dilakukan evaluasi

setiap tahunnya




KETIGA
:  Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan,

maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya


Ditetapkan di : Semarang




Tanggal
: 19 Jum. Tsani 1434.H










30 April
2013.M

RUMAH SAKIT




Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :
1.      Manajer Pelayanan Medis
2.      Kepala Instalasi Bedah Sentral
3.      Penjab Bedah


Lampiran Kebijakan Direktur Rumah Sakit

Nomor     : 21/KPTS/RSI/IV/2013

Tentang : Kebijakan Pengelolaan Pelayanan Kamar Bedah




I.                 FALSAFAH PELAYANAN KAMAR BEDAH

Pelayanan Anastesiologi dan Sedasi pada hakekatnya harus bisa memberikan tindakan medis yang aman, efektif, berperikemanusiaan berdasarkan ilmu kedokteran mutakhir dan teknologi tepat guna dengan mendayagunakan Sumber Daya Insani (SDI) berkompeten dan professional menggunakan peralatan dan obat-obatan yang sesuai dengan standar, pedoman dan rekomendasi profesi anastesiologi dan terapi intensif Indonesia.




II.              PENGERTIAN PELAYANAN KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT


A.    Pelayanan Kamar Bedah adalah tindakan medis yang dilakukan di ruang operasi yang operasionalnya selama 24 jam dan 7 hari dalam satu minggu yang terbagi dalam 3 shift kerja karyawan yaitu pagi, siang dan malam.

B.    Tim pengelola pelayanan kamar bedah adalah tim yang dipimpin oleh dokter spesialis bedah dan anggotanya dokter anestesi dan perawat baik bedah maupun anestesi.

C.    Perawat adalah perawat yang telah mendapat pelatihan anastesia dan bedah.

D.    Kolaborasi adalah tindakan yang dilakukan antara dokter dan perawat dalam ruang lingkup medis dalam pelaksanaan operasi..

E.     Kewenangan klinik adalah proses kredensial pada tenaga kesehatan yang dilakukan di dalam rumah sakit untuk dapat memberikan pelayanan medis tertentu sesuai dengan peraturan internal rumah sakit.


F. Kredensial adalah penilaian kompetesi/kemampuan (pengetahuan, ketrampilan, perilaku profesional) profesi didasarkan pada kriteria yang jelas untuk memverifikasi informasi dan mengevaluasi sesorang yang meminta atau diberikan kewenangan klinik.

G.    Standar prosedur operasional adalah suatu perangkat intruksi/langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu, berdasarkan standar kompetensi, standar pelayanan kedokteran dan pedoman nasional yang disusun, ditetapkan oleh Rumah Sakit  dengan memperhatikan sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang tersedia.




III.           TUJUAN PELAYANAN KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT  

1. Peningkatan mutu pelayanan kamar bedah yang dilaksanakan secara komprehensif yaitu pelayanan pembedahan selama 24 jam sehingga terlaksananya pelayanan secara cepat dan tepat dan terpadu terhadap pasien pre operasi baik cito maupun elektif.

2. Memastikan pelayanan dikamar bedah pada pasien pre, durante dan pasca operasi dilakukan sesuai standar.

3. Memastikan tim medis dan keperawatan kamar bedah mengetahui dan memahami ketentuan pada pasien yang akan dilakukan operasi di unit kamar bedah.

4. Memastikan bahwa prosedur pembedahan dilakukan pada benar pasien, benar lokais, serta benar tindakan dan prosedur




IV.      KEBIJAKAN

1.     Penerimaan jadwal operasi berdasarkan kasus urgency/cito dan elective, hal ini tim kamar bedah akan mengatur jadwal ulang bila ada pasien yang akan direncanakan operasi cito, sedangkan operasi dilakukan secara electife satu hari sebelumnya tim kamar bedah akan


mengecek kembali keruangan sesuai jadwal yang sudah terdaftar sebelumnya.

2.     Setiap pasien yang akan dilakukan prosedur pembedahan saat diantar oleh petugas ruangan harus ada serah terima dengan staf kamar bedah dengan cara mengecek seluruh identitas pasien, memastikan daerah yang akan dioperasi dan ditandai serta tehnik operasi yang akan dilakukan, memastikan inform concent sudah dibuat oleh pihak keluarga atau pasien itu sendiri yang dianggap sudah memenuhi syarat, persiapan operasi dengan bukti checklist serah terima pasien.

3.     Setiap pasien yang akan dilakukan proses pembedahan harus dilakukan

verifikasi pasien dengan menggunakan surgical safety checklist berupa :

a.      Sign in

Yaitu penilaian terhadap pasien sebelum dilakukan induksi anestesi oleh ahli anestesi.

b.      Time out

Yaitu penilaian terhadap pasien sebelum dilakukan insisi kulit oleh ahli bedah.

c.      Sign out

Yaitu penilaian terhadap pasien sebelum meninggalkan kamar operasi.

4.     Setiap selesai melakukan tindakan pembedahan, ahli bedah harus menulis laporan operasi secara rinci, temuan selama operasi, instruksi setelah operasi dan menandatangani semua checklist yang berkaitan dengan surgical safety prosedur (surgery safety checklist, checklist penghitungan alat).


V.               LINGKUP PELAYANAN KAMAR BEDAH RUMAH SAKIT

Lingkup pelayanan kamar bedah mulai dari fasilitas standart ruangan dan pelayanan di kamar bedah.


A. Fasilitas Kamar Bedah

Pelayanan peri-operatif merupakan pelayanan operasi dari pre intra dan pasca operasi yang mengevaluasi, memantau dan mengelola pasien berdasarkan keilmuan yang multidisiplin. Rumah Sakit  memilki :


1. Ruang Operasi

mempunyai 4 ruang operasi masing – masing digunakan sesuai dengan kasus.

a.    Ruang Operasi 1 dan 2 : Digunakan untuk tindakan operasi di luar cito dan kotor

b.   Ruang Operasi 3 : Digunakan untuk tindakan operasi pada kasus PONEK Sectio Cecaria, Curretage.

c.    Kamar bedah 1V : Digunakan untuk tindakan operasi kotor dan kontaminasi seperti haemoroidectomi,fistulectomi, debridement, URS dll.


2.    Ruang Penunjang

a.   Ruang Pemulihan ( RR )

Merupakan ruang yang di gunakan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pada pasien post operasi, serta pengawasan pada pasien ODS setelah tindakan operasi.

b.   Depo Farmasi

Merupakan ruang yang di gunakan untuk menyimpan perbekalan operasi baik alkes maupun obat-obatan untuk proses operasi.

c.    Ruang CSSD

Bagian dari kamar bedah yang berfungsi untuk melakukan sterilisasi pada instrument maupun alkes yang di gunakan unutk operasi dan juga untuk menyeterilisasi di unit-unit lain.


B. Jenis Bidang pelayanan

Pelayanan kamar bedah meliputi tindakan bedah minor, bedah invasive dan tindakan khusus.Tindakan yang dilakukan dikamar bedah RS melayani dibidang :

a.        Bedah Umum

b.        Bedah Orthopedic

c.        Bedah Plastic

d.        Bedah Obgyn

e.        Bedah Mata

f.         Bedah Syaraf

g.        Bedah Vaskuler

h.        Bedah Mulut

i.          Bedah Urology

j.          Bedah Digestif

k.        Bedah Onkology.

l.          Bedah THT


VI.      PENGEMBANGAN PELAYANAN


A. Pengembangan Sumber Daya Insani

Pengembangan sumber daya insani terdiri dari pemenuhan ketenagaan (kuantitas) dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilan (kualitas).

Program/kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya Insani;

1.   Melengkapi jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan sesuai dengan klasifikasi pelayanan di rumah Sakit.

2.   Melakukan diklat teknis fungsional bagi tenaga medis dan perawat kamar bedah. Setiap sumber daya insani yang ada di Bagian kamar bedah berkewajiban untuk senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilannya baik secara mandiri maupun mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga yang berwenang dan terakreditasi sesuai


ketentuan peraturan perundang-undangan. Dukungan anggaran yang memadai sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia secara berkesinambungan sejalan dengan pesatnya pekembangan ilmu dan tekonologi kedokteran di bidang pembedahan.


B. Pengembangan Sarana, Prasarana dan Peralatan

Disesuaikan dengan peningkatan klasifikasi jenis pelayanan Rumah Sakit.. Program/kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan:

1.     Pembangunan dan pengembangan fasilitas pelayanan kamar bedahi di Rumah Sakit.

2.     Penyediaan peralatan untuk pelayanan kamar bedah yang diperlukan oleh dokter dan tenaga lain yang terkait, termasuk sarana penunjangnya


C.    Pengembangan Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan kamar bedah dikembangkan sesuai kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu dan tekonologi kedokteran serta disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya insani, sarana dan prasarana serta peralatan yang tersedia di Rumah Sakit.


Ditetapkan di : Semarang


Tanggal
: 19 Jum. Tsani 1434.H






30 April
2013.M

RUMAH SAKIT




Direktur Utama

TEMBUSAN Yth :
1.      Manajer Pelayanan Medis
2.      Kepala Instalasi Bedah Sentral

3.      Penjab Bedah

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PELAYANAN KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT"

Posting Komentar